Menulis Puisi Bersama

image

Tolong jangan jatuh kepada yang lain.
Rintikmu telah dulu jatuh sebagai kata yang kumaknai sebagai rindu.
Engkau alasanku mencintai puisi dan kopi, hujan dan senja, serta embun dan halimun.
Tolong jangan menunggu yang lain. Tahukah tentang perjumpaan cahaya antara kendaraan. Seperti dua orang yang bertahan mengisi pertemuan.
Aku tengah menantimu dalam kebisingan yang diciptakan detak jam dan suara kereta.
Tolong kembalilah, aku tak mau engkau berlalu sekejap saja.
Mari menulis puisi bersama.

7 pemikiran pada “Menulis Puisi Bersama

Tinggalkan komentar