Selamat Natal

image
Weheartit.com

Pohon abadimu berkerlap-kerlip di pojok ruangan. Tembok putihnya terlihat kontras dengan gemerlap pohon Natal yang kau persiapkan sepuluh hari sebelumnya. Kini semuanya abadi. Engkau datangi setiap toko pernak-pernik Natal untuk mencari pohon yang paling tepat. Semua pohon imitasi telah kau coba padukan dengan segala warna, dengan lampu-lampu hias juga satu bintang yang akan berada di puncak sebagi pelengkap.
Pilihanmu ternyata tak terduga. Engkau bahkan memilih sebuah Pohon Cemara asli. Original dari pegunungan jauh, dibeli dari toko bunga. Pohon yang dirawat oleh petani gunung, yang ia sirami dengan kasih sayang sehingga tumbuh subur dan masih pantas dibawa pulang lalu jadi pajangan. Selain simbol kesetiaan iman, engkau percaya Cemara adalah satu-satunya pohon abadi yang tak akan rontok daun ataupun beku sekalipun musim salju seribu tahun.

Kulihat wajahmu begitu berseri. Engkau bahkan tak bisa tidur nyenyak menantikan besok pagi tiba. Dalam doamu aku selalu tau tak ada aku disana bahkan meskipun hanya terselip di awal kata. Esok hari langkahmu pasti menuju gereja yang sama. Dimana dulu kita dipertemukan saat mengikuti kebaktian. Dan disanalah doa-doa kupercayai juga kau yakini akan Tuhan kabulkan. Dan biarkan malam ini aku menjelma temaram dalam rumahmu, di sekitar tembok putih. Agar gemerlap Cemaramu juga ikut memeriahkan kesepianku.

Aku menduga engkau masih sibuk mendekorasi pohon Natalmu. Kau memuja kesempurnaan. Bagimu setiap hal yang lahir di dunia punya kesempatan untuk menjadi sempurna. Meski berjam-jam habis kau gunakan untuk sekadar menatap pohonmu. Segalanya sebentar lagi abadi. Sebenarnya engkau tak percaya tradisi namun pohon Natal telah melekat seperti penyembuh luka diakhir tahun. sebentar lagi loncengmu akan berdenting. Acaramu segera dimulai. Aku tak lagi mampu hadir disana, namun doaku untukmu akan tertulis sepanjang masa.

Selamat hari Natal.

10 pemikiran pada “Selamat Natal

Tinggalkan komentar