Atmosfer

image
Weheartit.com

Selamat malam,

Malam ini aku datang untuk menyaksikan langsung bintangku yang mulai gemuruh di langit. Beberapa bulan ini langitku dilanda mendung. Langit mulai tak berwarna dan atmosfer kehilangan cahayanya. Juga kepergianku yang sekian lama. Bintang enggan menengok rumahku lagi karena pasti aku tak ada disana. Aku pergi, namun berjanji kembali sebab memang bersamamu akan kuhabiskan malamku lagi.

Hei, aku ingin menguarkan kisahku lagi. Jadi, aku lupa caranya berpuisi. Aku lupa caranya menyulut kata-kata menjadi konotasi untuk mengungkapkan segala jenis rasaku untukmu. Aku payah menerbangkan rinduku agar kata-kata menjadi seperti bintang yang memenuhi atmosfer kita. Seperti kanopi yang seolah-olah melindungi bumi. Padahal cuma bingkai gelap yang tak berujung tak berbatas.

Aku masih mencintai arah selatan. Dengan seluruh penglihatanku masih kukerahkan segalanya menghadap selatan demi menatap rasi kesukaanku yang sekarang telah pudar, hilang tanpa bekas. Maka kualihkan semua ke arah barat dimana cahaya senjaku yang paling terang bersemayam namun lebih cepat hilang. Dan engkau masih langit yang aku sukai, ruang dimana bintang-bintangku berteduh disitu.
.
.
Tetaplah jadi bintang kecil di langit. Sebab meskipun hidup diantara milyaran bintang lain yang lebih berkilau, ia tidak pernah takut untuk bersinar.

6 pemikiran pada “Atmosfer

Tinggalkan komentar