Aku jatuh cinta pada sebuah kota. Kau tak menetap disana atau bahkan tak pernah mampir kesana. Kau membencinya dengan sempurna. Kota itu adalah daerah peninggalan Belanda yang megah di dekat laut. Sebuah kota dengan iringan lampu-lampu saat malam namun akan padam saat siang. Kota itu bukan impian semua orang tapi impianku.
Tak ada yang berharap tenang tinggal disana. Tidak akan ada seniman jalanan, toko bunga di pinggir jalan, penari-penari yang anggun atau pelukis di alun-alun. Yang ada hanya kerumunan manusia yang sibuk dengan kehidupan masing-masing. Bangunan tinggi di setiap mata memandang dan macetnya jalan saat pergi atau pulang kerja. Kota itu bukan impianmu tapi impianku.
Dari sanalah pengelana memulai mimpinya untuk berpetualang dalam hidupnya sendiri. Menimbang-nimbang yang pas dan yang tidak untuk dibawa pergi. Dia belum menyerah. Belum. Masih akan terus bermimpi. Meski kau tahu, kegagalan adalah beban di punggungnya. Satu-satunya alasan ia menangis tiap malamnya. Dan luka-luka itu pasti akan menganga lagi namun dengan pasti akan menutup kembali. Ia hanya butuh waktu dan ruang.
Dia sedang mengerjakan sebuah karya sederhana. Karya itu cuma rentetan cerita yang melibatkan dimensi khayal dan pikiran ekstra. Sederhana mungkin sangat pas dan cocok jika dijadikan bagian untuk mendefinisikan. Sebuah karya untuk menunjukkan kepada dunia bahwa dia ada dan bukan pecundang seperti yang mereka katakan. Sebuah karya yang lahir tanpa ada paksaan. Murni, netral dan bebas. Tak ada himpitan seperti udara di alam. Bebas.
Dan dimensi itu. Putaran waktu yang membentuk narasi dan hanya perlu sarana untuk diketahui semua orang. Tentang beban hidup dan kegagalan yang harusnya bisa membangkitkan. Sebab jatuh tak selamanya buruk. Jatuh akan mengajari bagaimana caranya bangkit. Dimensi itu melibatkan bintang-bintang di atas langit kota, juga menara-menara tinggi 50 kaki. Dia percaya jika lebih dekat dengan langit akan melebarkan dimensinya juga inspirasinya. Dan semoga karya itu adalah sebuah awal bukan sebuah akhir.
.
.
.
Aku bermimpi kita menatap bintang di Surabaya. Secangkir Kopi hangat di tangan masing-masing dan siap di hirup. Aromanya menguap bersama angin yang berembus.
Aku bermimpi kita punya rumah di menara tinggi. Dan beribu celah yang memperlihatkan langit. Langit yang merupa atap seolah rumah kita adalah seluruh ranah di Bumi.
Aku bermimpi kita punya karya bersama. Sebagai hadiah. Atau sepatah kata yang lupa terucap dan sengaja tak diucap saat tanggal dan bulannya tiba.
Aku bermimpi mimpiku bukanlah mimpi.
Catatan singkat di bulan Mei saat hujan datang untuk pertama kali.
❤❤❤❤❤
aku meleleh bacanya dek Linda 😢😢😢
SukaDisukai oleh 1 orang
Ucapan spesial yang nggak diucapin tepat waktu mbak. Karena belajar melupakan😢
SukaDisukai oleh 1 orang
oh maaf dek, yg sabar ya.
Cinta itu datang dan pergi.
Setiap yg pergi akan diganti dg yg datang. Dan yg datang nnt insya Allah lbh baik drpd yg pergi 😊
Semangaaattt 😀
SukaDisukai oleh 1 orang
Dia, manusia yang ga terjangkau mbak. Kalo di buku Rectoverso diibaratkan cinta sebatas punggung😢
Kok jadi baper gini😂
SukaDisukai oleh 1 orang
Duuuh adekku.
Dia yg di Paris kah?
*kepo 😎
SukaDisukai oleh 1 orang
Bukan mbak, dia org Jawa asli,😂😂😂
SukaDisukai oleh 1 orang
owalah bda toh 🙊
Ah siapa tahu bs trjangkau dek, dicoba dicoba 😊
SukaDisukai oleh 1 orang
Hahaha, ngga minat buat ngejangkau mbak😂
SukaDisukai oleh 1 orang
😂😂😂
koq makin kepo ya dek.
Ya sudah, smga sgera mndapatkan yg trjangkau, Amin. 😇
SukaDisukai oleh 1 orang
Curhat yuk mbak, aku WhatsApp yakk🙂
SukaDisukai oleh 1 orang
boleh dek Linda sayang.
Tp skr ikut meeting dulu yuks 😊
SukaDisukai oleh 1 orang
Linda, tulisanmu makin kece, banyak ‘warna’ baru yang kulihat.
ini tulisanmu yang paling aku suka 🙂
SukaDisukai oleh 1 orang
Lagi belajar menyederhanakan tulisan mbak. Sulit banget. Syukurlah kalo ada perkembangan.
Makasih❤❤❤❤❤
SukaSuka
Suka, suka 😆
SukaDisukai oleh 1 orang
Makasih bang Ical❤
SukaDisukai oleh 1 orang
Aku berharap mimpiku bukanlah sekedar mimpi, semoga minpimu kelak jd nyata Lin 😊
Tulsanmu selalu oke, like it 😍
SukaDisukai oleh 1 orang
Semoga kak🙂
Makasih❤
SukaSuka
Kenapa surabayaa? Buat baperr kan 😥
SukaDisukai oleh 1 orang
Yang bikin cerita jugak baper kak😂😂
SukaSuka
Secangkir kopi
Kupinjam apimu
Kita rayakan kesunyian
-adhitia sofyan dalam seniman-
SukaSuka
Tapi di kopiku ngga ada apinya😂
SukaSuka
Semesta megah
Alam indah
Toh, Bumi manusia
Selalu punya alasan untuk gundah
Apalagi, konon
Dalam satu atau lain ketika
Dengan satu atau lain cara
Orang memang sering
Terposisikan untuk harus pindah..
(PS: Eh ni sebenernya komennya nyambung nggak sih? 🙂 )
SukaDisukai oleh 1 orang
Suka bagian akhirnya. Orang memang sering terposisikan untuk harus pindah👍. Mungkin itulah siklus hidup.
SukaSuka
Puisi di bagian akhirnya itu bagus sekali ^_^
SukaDisukai oleh 1 orang
Puisi yang ga sengaja😂😂
SukaSuka
satu kata buat tulisan ini: HEBAT!
SukaDisukai oleh 1 orang